Monday, December 1, 2014

[CERBUNG] Hafiiz



            “Pinky?” panggil Alif, “Lu lagi ngapain?”
Aku tidak mendengar panggilannya, karena saking seriusnya dengan apa yang sedang kukerjakan.
“Pinky?!”
Aku terkejut, “Eh?! Iya, apa?”
Cepat-cepat aku menutup buku yang sedang kutulisi sesuatu.
“Oh…lagi kangen sama Hafiiz, ya?” godanya
“Apaan? Kagak kok. Sembarangan aja lu!”
“Alah…bohong lu… Gua liat tadi lu lagi ngapain kok. Lu lagi nulis kan? Nulis ciri-ciri cowok yang gua suk—“
Cepat-cepat kuhentikan dia. Kututup mulutnya sambil melihat ke sekeliling.
“Ga usah ngomong kenceng-kenceng deh!”
“Oh, iya, iya. Berarti gua bener kan?”
“Ah, iya deh, gua ngaku.”
Ia tersenyum lebar.
“Emang lu belom bisa ngelupain Hafiiz, ya?”
“Ya, belom lah! Lu kan tau gimana cinta gua sama dia. Apalagi, dia cinta pertama gua. Susah banget tau buat ngelupain dia…”
“Jangan nangis lah…”
“Siapa juga yang nangis?! Sikat juga nih!”
Tiba-tiba, suasana kelas ribut. “Woy! Ada Mr. Klomang!” kata Bayu,
“Mr. Komang, keles!” sahutku mengoreksi sambil cepat-cepat mengeluarkan buku Bahasa Inggris,
“Oh, gua salah lagi…”
            “Good morning everybody!” sapa Mr. Komang seperti biasa,
“Good morning!” jawab murid-murid serempak. Ikan Sepat gitu loh…kompak dan serempak, hehe.
“Hari ini kita kedatangan murid baru. Dia bilang terpaksa pindah karena jarak dari rumah ke sekolah terlalu jauh.”
Semua murid kembali ribut. Siapa gerangan murid baru tersebut?
“Please, come in. Ayo, masuk” perintah Mr. Komang.
Kelas semakin ribut. Apalagi saat aku, Alif, Atia, dan Amel melihat wajah dari murid baru tersebut.
Alif, Atia, dan Amel memandang ke arahku. “Pinky!” panggil Amel serius.
Aku tidak merespons. Mataku fokus tertuju pada murid baru tersebut, karena aku tidak mempercayai apa yang kulihat.
“Murid kita jadi pas 40 dong berarti, ya, Pink?” kata Eka tiba-tiba.
Aku tidak menjawabnya. “Pinky?”
“Introduce yourself, please” kata Mr. Komang,
“Apa, pak?”
“Perkenalkan diri kamu”
“Nama saya Hafiiz Bima Saputra, biasa dipanggil Hafiiz…”
“English, please…” sorak Kevin tiba-tiba,
“Kevin! Udah, biarin aja, napa!” protesku pada Kevin,
“Cie, Pinky ngebelain Hafiiz…” goda Atia dari kejauhan. Maklum, dia ada dibarisan paling depan, sedangkan aku berada dibarisan paling belakang.
“My name is Hafiiz Bima Saputra. I’m from SMAN 70 Jakarta. I live in Cibiru” lanjut Hafiiz kembali,
“Kamu dari SMAN 70 Jakarta?”
“Iya, pak”
“Kamu dari SMP mana?”
“SMPN 2 Ciksel”
“Oh, SMP 2, ya? Di sini ada yang dari SMP 2?”
Aku, Anta, Raka, Intan, Ina, dan Aurell mengangkat tangan kami.
“You are from SMP 2?” tanya Mr. Komang tiba-tiba padaku,
“I am…” jawabku gugup,
“Pinky, why you so nervous?”
“Eh?! Nothing, Sir! Nothing!”
“Are you alright?”
“I’m alright, Sir”
“Oh, you have said to me that you have a boy you loved for 3 years. Is it him?”
Aku diam saja menanggapi pertanyaan dari Mr. Komang. Aku tidak ingin pertemuan pertama kami lagi setelah sekian bulan akhirnya kembali renggang. Tidaaakk!!!
            Pelajaran dimulai, dan akhirnya, Hafiiz duduk sebangku dengan Teguh. Aku sudah bisa menebakya, karena memang hanya Teguh yang duduknya sendirian. Haha.
Setelah kuperhatikan, ternyata ia tidak banyak berubah. Hanya saja, ia tidak memakai topi lagi seperti biasanya. Mungkin karena ditegur Pak Harto, haha… Seperti yang orang lain lakukan ketika baru pertama kali bertemu: berkenalan. Ya, Teguh dan Hafiiz sudah mulai berkenalan. Menurutku, mereka cocok kalau duduk sebangku karena sifat keduanya yang sama-sama kalem. Ah…pasti Teguh memperkenalkan struktur organisasi kelas juga pada Hafiiz. Aku tidak jadi turun jabatan ah! Ah~  Oh iya, apa Teguh menyadari kalau dia Hafiiz yang selama ini kumaksud? Ah, siapa peduli? Aku tidak akan menyangkal kalau dia memang cinta pertamaku sekaligus cinta yang belum bisa kulupakan. Ah!!!
Sesekali aku melirik ke arah Hafiiz. Ah, kalau begini caranya, aku jadi tidak bisa konsen!

            Pelajaran Bahasa Inggris usai. Selanjutnya pelajaran English Conversation. OK! Ini saatnya untuk menunjukkan kebolehanku di hadapan Hafiiz!
Mr. Hakim memasuki kelas. “Good morning class!”
“Good morning, Sir!” jawab Ikan Sepat kembai dengan kompak dan serempak. Mungkin hanya Hafiiz yang masih belum bisa menyerempakkan diri (?). Maklum, dia kan murid baru di sini.
Cepat-cepat aku pindahkan kursiku ke depan, tepat di samping Kevin. Aduh, aku jadi terpikirkan bagaimana reaksi Hafiiz saat melihat tingkahku tadi…hehe.
“Hello Pinky! Pinky, Pinky and the brain!~” kata Mr. Hakim yang lagi-lagi melantunkan lagu yang tak kuketahui maksudnya. Haha.
Aku hanya tertawa singkat meresponsnya.
Aku bersalaman dengannya dan memberikan salam yang dijawab dengan Mr. Hakim.
“Did you download MP2 Kamus as I say last weak?” tanya Mr. Hakim padaku.
“Not yet, Sir. I don’t have a time to download the MP3 Kamus, if I have a time to open Internet, I can’t download it because of the internet connection”
“OK, that’s alright. That’s not your fault, right?”
“Right, Sir”
“Pink, kasih tau ke Mr. Hakim kalo ada murid baru di kelas ini” kata Kevin padaku,
“Oh iya, ya!” responsku antusias, “Sir. We have a new student here”
“A boy or a girl?”
“A boy”
“Where is he?”
“There he is” kataku menjawab sambil menunju ke arah Hafiiz.
Hafiiz menunjukkan wajah tanda tanya. Ia seakan bertanya, “Hah? Kenapa? Kok lu tiba-tiba nunjuk gua?” Hehe.
“Hafiiz! Sini! Lu dipanggil Mr. Hakim!”
“Ngapain?”
“Cepetan! Maju aja deh!”
Akhirnya Hafiiz maju juga.
“Cie, Pinky CLBK” goda Kevin.
BERSAMBUNG...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...