Assalamu’alaikum WR.WB.
Yang terhormat Guru Bahasa Indonesia
saya, Ibu Winarni Dwi Agustini, dan teman-teman yang telah memberikan saya
kesempatan untuk berbicara, serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kita kesehatan. Semoga Allah SWT selalu memberikan anugerahnya kepada kita
umatnya. Amin.
Selanjutnya, izinkanlah saya untuk
menyampaikan topik yang akan menjadi bahasan pidato kali ini. Topik yang akan
saya angkat adalah “Komik Sebagai Pembentuk Karakter Remaja”.
Komik.
Siapa yang tidak kenal komik? Di zaman yang modern kini, komik bukanlah benda
yang asing lagi di mata masyarakat. Komik pun cukup digemari oleh berbagai
kalangan. Contohnya saja remaja, yang akan menjadi topik pembahasan.
Banyaknya
variasi komik dari berbagai macam negara pun menjadi faktor ketertarikan remaja
pada komik. Sebut saja salah satunya berasal dari Jepang. Ya, Jepang merupakan
negara penghasil komik terlaris di dunia, contohnya saja Detektif Conan,
Beelzebub, atau yang paling terkenal, yaitu Naruto. Berbagai jalan ceritanya
yang beragam mampu memunculkan kesan tersendiri bagi setiap pembaca.
Dan
menurut pendapat saya sendiri, komik berpengaruh besar terhadap penciptaan
karakter individualistik. Contohnya saat membaca komik Detektif Conan karya
Aoyama Gosho. Melalui komik tersebut saya dapatkan berbagai ilmu, mulai dari
nama musisi-musisi ternama dunia seperti Johann Sebastian Bach, Chopin, Ludwig
van Beethoven, dan Wolfgang Amadeus Mozart, lalu mengenai Biola Stradivarius
yang sangat legendaris, dan lain sebagainya. Tapi, di samping besarnya
ketertarikan pada komik, ada pula dampak positif maupun dampak negatifnya.
Dampak
positifnya antara lain:
1)
Meningkatkan
semangat untuk selalu melakukan semua pekerjaan dengan baik.
2)
Sebagai
sarana hiburan.
3)
Menambah
wawasan tentang beberapa ilmu.
4)
Dapat
membentuk karakter yang berperilaku dan berpikir positif.
Dan dampak
negatifnya antara lain:
1)
Seringnya
membaca komik dapat mengakibatkan malas belajar.
2)
Dapat
mengakibatkan mata terkena penyakit miopi (mata minus) apabila sering membaca
dengan posisi tidur atau berbaring.
3)
Membuat
orang terlalu terobsesi pada hal yang belum tentu akan terjadi padanya.
4)
Seringnya
membeli komik mengakibatkan pemborosan.
5)
Ketertarikan
yang berlebihan terhadap komik dapat menimbulkan pikiran untuk tidak pergi bermain
ke luar rumah. Memang, banyak orang tua yang mengeluhkan kebiasaan anaknya yang
lebih sering bermain di luar rumah daripada di dalam rumah, tapi apabila anak
tersebut terus mengurung dirinya di kamar hanya karena ketertarikannya yang
besar pada komik, justru hal tersebut yang harus lebih dikhawatirkan.
Jadi
kesimpulannya, komik dapat memberikan kita semua dampak positif maupun dampak
negatif bagi kehidupan kita sebagai remaja. Dan saran saya, pergunakanlah
waktumu dengan seimbang antara membaca komik dengan belajar. Seperti dikatakan Max Changmin, "We could only look
forward, our dreams of the past are the still the same to our dreams now"
yang artinya “Kami hanya bisa melihat ke depan, mimpi kami menanti di depan
sana bersama dengan mimpi-mimpi kami yang sekarang”. Jadi, jangan
biarkan prestasi kita menurun hanya karena sebuah komik yang lebih banyak
memberikan sensasi fantasinya dalam pikiran kita.
Akhir
kata saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
yang tidak berkenan di hati ataupun ada kesalahan.
Wassalamu’alaikum
WR.WB.
No comments:
Post a Comment