Thursday, February 27, 2014

[PIDATO] Komik Sebagai Pembentuk Karakter Remaja



Assalamu’alaikum WR.WB.
            Yang terhormat Guru Bahasa Indonesia saya, Ibu Winarni Dwi Agustini, dan teman-teman yang telah memberikan saya kesempatan untuk berbicara, serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan. Semoga Allah SWT selalu memberikan anugerahnya kepada kita umatnya. Amin.
            Selanjutnya, izinkanlah saya untuk menyampaikan topik yang akan menjadi bahasan pidato kali ini. Topik yang akan saya angkat adalah “Komik Sebagai Pembentuk Karakter Remaja”.

Komik. Siapa yang tidak kenal komik? Di zaman yang modern kini, komik bukanlah benda yang asing lagi di mata masyarakat. Komik pun cukup digemari oleh berbagai kalangan. Contohnya saja remaja, yang akan menjadi topik pembahasan.
Banyaknya variasi komik dari berbagai macam negara pun menjadi faktor ketertarikan remaja pada komik. Sebut saja salah satunya berasal dari Jepang. Ya, Jepang merupakan negara penghasil komik terlaris di dunia, contohnya saja Detektif Conan, Beelzebub, atau yang paling terkenal, yaitu Naruto. Berbagai jalan ceritanya yang beragam mampu memunculkan kesan tersendiri bagi setiap pembaca.
Dan menurut pendapat saya sendiri, komik berpengaruh besar terhadap penciptaan karakter individualistik. Contohnya saat membaca komik Detektif Conan karya Aoyama Gosho. Melalui komik tersebut saya dapatkan berbagai ilmu, mulai dari nama musisi-musisi ternama dunia seperti Johann Sebastian Bach, Chopin, Ludwig van Beethoven, dan Wolfgang Amadeus Mozart, lalu mengenai Biola Stradivarius yang sangat legendaris, dan lain sebagainya. Tapi, di samping besarnya ketertarikan pada komik, ada pula dampak positif maupun dampak negatifnya.
Dampak positifnya antara lain:
1)     Meningkatkan semangat untuk selalu melakukan semua pekerjaan dengan baik.
2)     Sebagai sarana hiburan.
3)     Menambah wawasan tentang beberapa ilmu.
4)     Dapat membentuk karakter yang berperilaku dan berpikir positif.
Dan dampak negatifnya antara lain:
1)     Seringnya membaca komik dapat mengakibatkan malas belajar.
2)     Dapat mengakibatkan mata terkena penyakit miopi (mata minus) apabila sering membaca dengan posisi tidur atau berbaring.
3)     Membuat orang terlalu terobsesi pada hal yang belum tentu akan terjadi padanya.
4)     Seringnya membeli komik mengakibatkan pemborosan.
5)     Ketertarikan yang berlebihan terhadap komik dapat menimbulkan pikiran untuk tidak pergi bermain ke luar rumah. Memang, banyak orang tua yang mengeluhkan kebiasaan anaknya yang lebih sering bermain di luar rumah daripada di dalam rumah, tapi apabila anak tersebut terus mengurung dirinya di kamar hanya karena ketertarikannya yang besar pada komik, justru hal tersebut yang harus lebih dikhawatirkan.
Jadi kesimpulannya, komik dapat memberikan kita semua dampak positif maupun dampak negatif bagi kehidupan kita sebagai remaja. Dan saran saya, pergunakanlah waktumu dengan seimbang antara membaca komik dengan belajar. Seperti dikatakan Max Changmin, "We could only look forward, our dreams of the past are the still the same to our dreams now" yang artinya “Kami hanya bisa melihat ke depan, mimpi kami menanti di depan sana bersama dengan mimpi-mimpi kami yang sekarang”. Jadi, jangan biarkan prestasi kita menurun hanya karena sebuah komik yang lebih banyak memberikan sensasi fantasinya dalam pikiran kita.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada yang tidak berkenan di hati ataupun ada kesalahan.
Wassalamu’alaikum WR.WB.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...