Aku tidak
mendengar panggilannya, karena saking seriusnya dengan apa yang sedang
kukerjakan.
“Pinky?!”
Aku terkejut,
“Eh?! Iya, apa?”
Cepat-cepat aku
menutup buku yang sedang kutulisi sesuatu.
“Oh…lagi kangen sama
Hafiiz, ya?” godanya
“Apaan? Kagak
kok. Sembarangan aja lu!”
“Alah…bohong lu…
Gua liat tadi lu lagi ngapain kok. Lu lagi nulis kan? Nulis ciri-ciri cowok
yang gua suk—“
“Ga usah ngomong
kenceng-kenceng deh!”
“Oh, iya, iya.
Berarti gua bener kan?”
“Ah, iya deh,
gua ngaku.”
Ia tersenyum
lebar.
“Emang lu belom
bisa ngelupain Hafiiz, ya?”
“Ya, belom lah!
Lu kan tau gimana cinta gua sama dia. Apalagi, dia cinta pertama gua. Susah banget
tau buat ngelupain dia…”
“Jangan nangis
lah…”
“Siapa juga yang
nangis?! Sikat juga nih!”
Tiba-tiba,
suasana kelas ribut. “Woy! Ada Mr. Klomang!” kata Bayu,
“Mr. Komang,
keles!” sahutku mengoreksi sambil cepat-cepat mengeluarkan buku Bahasa Inggris,
“Oh, gua salah
lagi…”
“Good morning everybody!” sapa Mr.
Komang seperti biasa,
“Good morning!”
jawab murid-murid serempak. Ikan Sepat gitu loh…kompak dan serempak, hehe.
“Hari ini kita
kedatangan murid baru. Dia bilang terpaksa pindah karena jarak dari rumah ke
sekolah terlalu jauh.”
Semua murid
kembali ribut. Siapa gerangan murid baru tersebut?
“Please, come
in. Ayo, masuk” perintah Mr. Komang.
Kelas semakin
ribut. Apalagi saat aku, Alif, Atia, dan Amel melihat wajah dari murid baru
tersebut.
Alif, Atia, dan
Amel memandang ke arahku. “Pinky!” panggil Amel serius.
Aku tidak
merespons. Mataku fokus tertuju pada murid baru tersebut, karena aku tidak
mempercayai apa yang kulihat.
“Murid kita jadi
pas 40 dong berarti, ya, Pink?” kata Eka tiba-tiba.
Aku tidak menjawabnya.
“Pinky?”
“Introduce
yourself, please” kata Mr. Komang,
“Apa, pak?”
“Perkenalkan
diri kamu”
“Nama saya
Hafiiz Bima Saputra, biasa dipanggil Hafiiz…”
“English,
please…” sorak Kevin tiba-tiba,
“Kevin! Udah,
biarin aja, napa!” protesku pada Kevin,
“Cie, Pinky
ngebelain Hafiiz…” goda Atia dari kejauhan. Maklum, dia ada dibarisan paling
depan, sedangkan aku berada dibarisan paling belakang.
“My name is
Hafiiz Bima Saputra. I’m from SMAN 70 Jakarta. I live in Cibiru” lanjut Hafiiz
kembali,
“Kamu dari SMAN
70 Jakarta?”
“Iya, pak”
“Kamu dari SMP
mana?”
“SMPN 2 Ciksel”
“Oh, SMP 2, ya?
Di sini ada yang dari SMP 2?”
Aku, Anta, Raka,
Intan, Ina, dan Aurell mengangkat tangan kami.
“You are from
SMP 2?” tanya Mr. Komang tiba-tiba padaku,
“I am…” jawabku
gugup,
“Pinky, why you
so nervous?”
“Eh?! Nothing,
Sir! Nothing!”
“Are you
alright?”
“I’m alright,
Sir”
“Oh, you have
said to me that you have a boy you loved for 3 years. Is it him?”
Aku diam saja
menanggapi pertanyaan dari Mr. Komang. Aku tidak ingin pertemuan pertama kami
lagi setelah sekian bulan akhirnya kembali renggang. Tidaaakk!!!
Pelajaran dimulai, dan akhirnya,
Hafiiz duduk sebangku dengan Teguh. Aku sudah bisa menebakya, karena memang
hanya Teguh yang duduknya sendirian. Haha.
Setelah
kuperhatikan, ternyata ia tidak banyak berubah. Hanya saja, ia tidak memakai
topi lagi seperti biasanya. Mungkin karena ditegur Pak Harto, haha… Seperti
yang orang lain lakukan ketika baru pertama kali bertemu: berkenalan. Ya, Teguh
dan Hafiiz sudah mulai berkenalan. Menurutku, mereka cocok kalau duduk sebangku
karena sifat keduanya yang sama-sama kalem. Ah…pasti Teguh memperkenalkan
struktur organisasi kelas juga pada Hafiiz. Aku tidak jadi turun jabatan ah!
Ah~ Oh iya, apa Teguh menyadari kalau
dia Hafiiz yang selama ini kumaksud? Ah, siapa peduli? Aku tidak akan
menyangkal kalau dia memang cinta pertamaku sekaligus cinta yang belum bisa
kulupakan. Ah!!!
Sesekali aku
melirik ke arah Hafiiz. Ah, kalau begini caranya, aku jadi tidak bisa konsen!
Pelajaran Bahasa Inggris usai. Selanjutnya pelajaran English Conversation. OK! Ini saatnya untuk menunjukkan kebolehanku di hadapan Hafiiz!
Mr. Hakim
memasuki kelas. “Good morning class!”
“Good morning,
Sir!” jawab Ikan Sepat kembai dengan kompak dan serempak. Mungkin hanya Hafiiz yang
masih belum bisa menyerempakkan diri (?). Maklum, dia kan murid baru di sini.
Cepat-cepat aku
pindahkan kursiku ke depan, tepat di samping Kevin. Aduh, aku jadi terpikirkan
bagaimana reaksi Hafiiz saat melihat tingkahku tadi…hehe.
“Hello Pinky!
Pinky, Pinky and the brain!~” kata Mr. Hakim yang lagi-lagi melantunkan lagu
yang tak kuketahui maksudnya. Haha.
Aku hanya
tertawa singkat meresponsnya.
Aku bersalaman
dengannya dan memberikan salam yang dijawab dengan Mr. Hakim.
“Did you
download MP2 Kamus as I say last weak?” tanya Mr. Hakim padaku.
“Not yet, Sir. I don’t have a time to download the MP3 Kamus, if I have a time to open Internet, I can’t download it because of the internet connection”
“Not yet, Sir. I don’t have a time to download the MP3 Kamus, if I have a time to open Internet, I can’t download it because of the internet connection”
“OK, that’s
alright. That’s not your fault, right?”
“Right, Sir”
“Pink, kasih tau
ke Mr. Hakim kalo ada murid baru di kelas ini” kata Kevin padaku,
“Oh iya, ya!”
responsku antusias, “Sir. We have a new student here”
“A boy or a
girl?”
“A boy”
“Where is he?”
“There he is”
kataku menjawab sambil menunju ke arah Hafiiz.
Hafiiz
menunjukkan wajah tanda tanya. Ia seakan bertanya, “Hah? Kenapa? Kok lu
tiba-tiba nunjuk gua?” Hehe.
“Hafiiz! Sini!
Lu dipanggil Mr. Hakim!”
“Ngapain?”
“Cepetan! Maju
aja deh!”
Akhirnya Hafiiz
maju juga.
“Cie, Pinky
CLBK” goda Kevin.
BERSAMBUNG...
No comments:
Post a Comment