Cast: Kurniawati as Kimberly McFarlane
Pinky Nur Azizah as Angelica
Merrygold
Laki-laki
itu terus mengikutiku. Setiap kulayangkan pukulan atas bola Tenis yang
kupegang, ia mengambil potret diriku. Ini sudah hari ke-3 sejak ia mengikutiku.
“Permisi.
Bisakah kita bicara sebentar?”
“Ada
apa?” tanyaku tanpa menatapnya, “Boleh aku tanya siapa namamu?’
“Kimberly
McFarlane”
“Salam
kenal. Namaku Angelica Merrygold”
“Angelica?”
tanyaku sampai terbatuk, “Berarti kau ini perempuan?!”
“Ya.
Memangnya kenapa?’
“Kukira
kau laki-laki…” Dan untuk pertama kalinya aku menatap matanya.
“Jadi kau seorang fotografer?”
tanyaku padanya, lalu menyodorkan segelas Kopi hangat, “Ya. Aku sangat menyukai
Tenis dan kebetulan melihatmu saat sedang bermain Tenis, jadi kupotret saja
dirimu”
“Tapi
kenapa harus sembunyi-sembunyi?’
Ia
tersenyum lebar, “Haruskah aku melakukannya? Haruskah aku mengganggu
latihanmu?’
“Baik!
Baiklah, kau menang…”
“Apanya
yang menang? Memangnya aku ikut undian?” tanyanya sambil menggaruk-garuk kepala.
Aku tidak menjawab pertanyaannya, “Besok, ikut saja denganku bermain Tenis.
Satu jam, 40rb rupiah”
Ia
kembali tersenyum lebar, kali ini sembari memasukkan tangan kanannya ke dalam
kantung Jaketnya, “Itulah kenapa aku tak pernah mendatangimu langsung ke sana”
“Kenapa?”
tanyaku pura-pura tak dengar, “Aku tak punya banyak uang untuk masuk ke sana,
jadi aku ini fotografer miskin. Lagipula, kupikir kau lebih bagus kalau
dipotret dari luar…”
“Ah,
begitu… Kalau begitu, bagaimana kalau besok kau kubayari saja? Anggap saja
salam perkenalan”
“Tidak
perlu,” ia menggulung ujung celana panjangnya, “lihat? Aku tidak akan mungkin
bisa berlari lagi untuk selamanya.”
Kaki
palsu!
“Ya
ampun! Apa selama ini kau baik-baik saja dengan kaki palsumu itu?”
“Tenanglah…aku
sudah mulai terbiasa kok”
“Mengapa,
dan sejak kapan kaki palsu itu kau gunakan?”
“Dua
tahun yang lalu, sepertinya…kalau aku tak salah ingat…”
Angelica Merrygolds’ POV…
“Ayah, kita akan pergi ke mana sih?”
tanyaku pada ayah yang sekarang sedang menyetir mobil, “Ke mana, ya? Angelica
maunya ke mana?”
“Kita
ke ‘Taman Es Krim’ di Jepang yuk! Di sana banyak Es Krim yang lezat-lezat loh!
Tapi acaranya besok…”
“Ayah
tidak bisa mengizinkanmu ke luar negri saat belum waktunya libur. Nanti, ya.
Bagaimana kalau sekarang kita ke ‘Mal Taman Anggrek’ saja? Nanti kita bisa cari
toko Es Krim terbesar di sana, dan kamu bisa makan Es Krim sepuasnya.” Aku
memasang wajah kecewa pada ayah karena tidak bisa ke Jepang dalam rangka acara
‘Taman Es Krim’, tapi seketika berubah menjadi wajah yang antusias. Antusias
ingin makan Es Krim… Haha.
Trililit…trililit…
Ponsel ayah berdering.
Ayah
tampak sangat serius menerima telfon tersebut. Karena aku tak tertarik dengan
apa yang diperbincangkan, maka aku pun menengok ke luar jendela. Entah apa yang
terjadi, aku pun memejamkan mataku dan berteriak sekencang mungkin, sedangkan
ayah membanting stir ke kiri.
Aku membuka mata. “Apa aku tertidur?”
batinku.
Aku
menengok ke segala arah tanpa berusaha untuk duduk terlebih dahulu.
Rumah
Sakit? Aku ada di Rumah Sakit?
Tiba-tiba,
aku teringat pada ayah. Cepat-cepat aku bergegas untuk bangun dan mencari ayah,
tapi…aku tidak bisa menggerakkan kakiku, aku tak bisa merasakannya. Ada apa?!
“Kakiku! Apa yang terjadi dengan kakiku?!” teriakku, hingga membuat dua orang
perawat berlari mendatangi, “Adik Angelica, tenanglah” kata salah seorang
perawat, “Kakiku kenapa?!” teriakku lagi.
Flashback
off…
“Angelica?” panggil Kimberly yang
membuatku terlepas dari lamunan akan masa lalu yang menyedihkan tersebut, “Oh,
iya, maaf aku tadi melamun! Iya, apa tadi yang kau bicarakan?”
“Hh…ternyata
kau memang tak mendengarkan apa yang kukatakan… Aku tanya, “Bolehkah aku lihat
hasil potretanmu?” “
“Oh,
boleh! Silahkan.” Aku pun menyodorkan Kameraku.
Tiga
tahun kemudian…
Kimberly McFarlanes’ POV…
Di
ruang Conference Pers (Konferensi Para Media Massa)…
“The cause of victory? I guess, I
owe it from my friend, she is Angelica Merrygold (Penyebab kemenanganku? Aku pikir,
aku dapat dari temanku, ia Angelica Merrygold)”
Aku
melihat sosok laki-laki berkacamata yang mengenakan jas panjang berwarna putih
secara tidak sengaja. Ia seorang fotografer.
Aku
tersenyum kecil. Menyadari kehadirannya di sini merupakan suatu kebahagiaan
terbesar dalam hidupku.
Flashback
on…
Alls’ POV…
“Mari kita sama-sama berjuang agar
menjadi fotografer dan petenis handal kelak!” kata Angelica memberi semangat
pada mereka berdua, “Aku…tak yakin…” balas Kimberly lirih, “Kenapa? Merasa
Minder? Lupakan saja…pokoknya, aku akan terus berjuang agar bisa menjadi
fotografer handal, dan kau menjadi petenis handal. Semangaaatt!”
Flashback
off…
SELESAI
No comments:
Post a Comment