Thursday, September 26, 2013

[STORY] RATU TENIS



Cast:    Kurniawati as Kimberly McFarlane
            Pinky Nur Azizah as Angelica Merrygold

Laki-laki itu terus mengikutiku. Setiap kulayangkan pukulan atas bola Tenis yang kupegang, ia mengambil potret diriku. Ini sudah hari ke-3 sejak ia mengikutiku.
“Permisi. Bisakah kita bicara sebentar?”
“Ada apa?” tanyaku tanpa menatapnya, “Boleh aku tanya siapa namamu?’
“Kimberly McFarlane”
“Salam kenal. Namaku Angelica Merrygold”
“Angelica?” tanyaku sampai terbatuk, “Berarti kau ini perempuan?!”
“Ya. Memangnya kenapa?’
“Kukira kau laki-laki…” Dan untuk pertama kalinya aku menatap matanya.

            “Jadi kau seorang fotografer?” tanyaku padanya, lalu menyodorkan segelas Kopi hangat, “Ya. Aku sangat menyukai Tenis dan kebetulan melihatmu saat sedang bermain Tenis, jadi kupotret saja dirimu”
“Tapi kenapa harus sembunyi-sembunyi?’
Ia tersenyum lebar, “Haruskah aku melakukannya? Haruskah aku mengganggu latihanmu?’
“Baik! Baiklah, kau menang…”
“Apanya yang menang? Memangnya aku ikut undian?” tanyanya sambil menggaruk-garuk kepala. Aku tidak menjawab pertanyaannya, “Besok, ikut saja denganku bermain Tenis. Satu jam, 40rb rupiah”
Ia kembali tersenyum lebar, kali ini sembari memasukkan tangan kanannya ke dalam kantung Jaketnya, “Itulah kenapa aku tak pernah mendatangimu langsung ke sana”
“Kenapa?” tanyaku pura-pura tak dengar, “Aku tak punya banyak uang untuk masuk ke sana, jadi aku ini fotografer miskin. Lagipula, kupikir kau lebih bagus kalau dipotret dari luar…”
“Ah, begitu… Kalau begitu, bagaimana kalau besok kau kubayari saja? Anggap saja salam perkenalan”
“Tidak perlu,” ia menggulung ujung celana panjangnya, “lihat? Aku tidak akan mungkin bisa berlari lagi untuk selamanya.”
Kaki palsu!
“Ya ampun! Apa selama ini kau baik-baik saja dengan kaki palsumu itu?”
“Tenanglah…aku sudah mulai terbiasa kok”
“Mengapa, dan sejak kapan kaki palsu itu kau gunakan?”
“Dua tahun yang lalu, sepertinya…kalau aku tak salah ingat…”
Flashback on…

Angelica Merrygolds’ POV…
            “Ayah, kita akan pergi ke mana sih?” tanyaku pada ayah yang sekarang sedang menyetir mobil, “Ke mana, ya? Angelica maunya ke mana?”
“Kita ke ‘Taman Es Krim’ di Jepang yuk! Di sana banyak Es Krim yang lezat-lezat loh! Tapi acaranya besok…”
“Ayah tidak bisa mengizinkanmu ke luar negri saat belum waktunya libur. Nanti, ya. Bagaimana kalau sekarang kita ke ‘Mal Taman Anggrek’ saja? Nanti kita bisa cari toko Es Krim terbesar di sana, dan kamu bisa makan Es Krim sepuasnya.” Aku memasang wajah kecewa pada ayah karena tidak bisa ke Jepang dalam rangka acara ‘Taman Es Krim’, tapi seketika berubah menjadi wajah yang antusias. Antusias ingin makan Es Krim… Haha.
Trililit…trililit… Ponsel ayah berdering.
Ayah tampak sangat serius menerima telfon tersebut. Karena aku tak tertarik dengan apa yang diperbincangkan, maka aku pun menengok ke luar jendela. Entah apa yang terjadi, aku pun memejamkan mataku dan berteriak sekencang mungkin, sedangkan ayah membanting stir ke kiri.

            Aku membuka mata. “Apa aku tertidur?” batinku.
Aku menengok ke segala arah tanpa berusaha untuk duduk terlebih dahulu.
Rumah Sakit? Aku ada di Rumah Sakit?
Tiba-tiba, aku teringat pada ayah. Cepat-cepat aku bergegas untuk bangun dan mencari ayah, tapi…aku tidak bisa menggerakkan kakiku, aku tak bisa merasakannya. Ada apa?! “Kakiku! Apa yang terjadi dengan kakiku?!” teriakku, hingga membuat dua orang perawat berlari mendatangi, “Adik Angelica, tenanglah” kata salah seorang perawat, “Kakiku kenapa?!” teriakku lagi.
Flashback off…
            “Angelica?” panggil Kimberly yang membuatku terlepas dari lamunan akan masa lalu yang menyedihkan tersebut, “Oh, iya, maaf aku tadi melamun! Iya, apa tadi yang kau bicarakan?”
“Hh…ternyata kau memang tak mendengarkan apa yang kukatakan… Aku tanya, “Bolehkah aku lihat hasil potretanmu?” “
“Oh, boleh! Silahkan.” Aku pun menyodorkan Kameraku.

Tiga tahun kemudian…
Kimberly McFarlanes’ POV…
Di ruang Conference Pers (Konferensi Para Media Massa)…
            “The cause of victory? I guess, I owe it from my friend, she is Angelica Merrygold (Penyebab kemenanganku? Aku pikir, aku dapat dari temanku, ia Angelica Merrygold)”
Aku melihat sosok laki-laki berkacamata yang mengenakan jas panjang berwarna putih secara tidak sengaja. Ia seorang fotografer.
Aku tersenyum kecil. Menyadari kehadirannya di sini merupakan suatu kebahagiaan terbesar dalam hidupku.
Flashback on…
Alls’ POV…
            “Mari kita sama-sama berjuang agar menjadi fotografer dan petenis handal kelak!” kata Angelica memberi semangat pada mereka berdua, “Aku…tak yakin…” balas Kimberly lirih, “Kenapa? Merasa Minder? Lupakan saja…pokoknya, aku akan terus berjuang agar bisa menjadi fotografer handal, dan kau menjadi petenis handal. Semangaaatt!”
Flashback off…

SELESAI

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...